Kunci Sukses Memajukan Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan dari Segi Pengembangan Sumber Daya Alam secara Masif di Nusa Tenggara Barat
Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW) merupakan organisasi kaderisasi yang memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda Nahdlatul Wathan (NW) yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing. Di tengah kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat (NTB), IPNW memiliki peluang besar untuk tampil sebagai motor penggerak kemajuan daerah. Namun, agar potensi tersebut bisa dioptimalkan secara masif dan berkelanjutan, diperlukan strategi yang komprehensif, terarah, serta berbasis kolaborasi yang kuat.
Kekayaan SDA NTB: Peluang yang Harus Dimanfaatkan
NTB memiliki kekayaan alam yang luar biasa: lahan pertanian subur, potensi tambang dan energi baru terbarukan, hasil laut yang melimpah, serta keindahan alam yang mendukung sektor ekowisata. Namun, sebagian besar potensi ini belum dikelola secara maksimal oleh anak-anak daerah. Di sinilah IPNW bisa mengambil peran penting—tidak hanya sebagai pelajar yang belajar di ruang kelas, tetapi sebagai agen perubahan yang turut serta dalam pengelolaan SDA secara produktif dan berkelanjutan.
Penguatan SDM IPNW: Sinergi dengan Akademisi Lokal
Salah satu kunci penting adalah peningkatan kapasitas kader IPNW melalui kolaborasi dengan akademisi dan lembaga pendidikan tinggi di NTB. Tokoh-tokoh seperti Prof. Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc.,M.Ag (tokoh pendidikan dan tokoh organisasi), bisa menjadi mitra dalam mendesain program pelatihan, riset, dan pendampingan bagi kader IPNW dalam bidang pertanian modern, konservasi lingkungan, maupun kewirausahaan berbasis SDA.
Kampus-kampus seperti Universitas Mataram (Unram), UIN Mataram, IAIH NW Lombok Timur, STMIK Syaikh Zainuddin NW Lombok Timur dan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram (UNW Mataram) dapat dijadikan basis kolaborasi ilmiah. IPNW harus aktif menggandeng para dosen dan peneliti untuk menginisiasi penelitian terapan yang berbasis pada potensi lokal di masing-masing wilayah, sehingga pengembangan SDA tidak hanya menjadi wacana, tetapi langkah nyata yang berdampak ekonomi dan ekologi.
Pembentukan Komisariat Masif dan Terkontrol: Pondasi Gerakan Akar Rumput
Agar gagasan besar ini dapat dijalankan secara sistematis, pembentukan komisariat IPNW secara masif dan terkontrol di seluruh sekolah, dan madrasah, menjadi suatu keharusan. Komisariat bukan hanya wadah organisasi, tetapi juga menjadi pusat edukasi, gerakan lingkungan, dan inkubator program berbasis SDA. Misalnya, komisariat di daerah pertanian bisa mengembangkan program pertanian organik, sementara yang di wilayah pesisir fokus pada edukasi kelautan dan konservasi terumbu karang.
Dalam proses ini, penguatan struktur organisasi dan pengawasan menjadi sangat penting agar gerakan yang masif tetap terarah. Setiap komisariat harus memiliki roadmap pengembangan berbasis potensi lokal yang disesuaikan dengan visi IPNW secara nasional dan nilai-nilai dasar NW yang diwariskan oleh Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Digitalisasi, Kolaborasi, dan Gerakan Kolektif
Era digital menjadi peluang besar bagi IPNW untuk membumikan gerakan pengembangan SDA. Platform media sosial dan marketplace digital dapat digunakan untuk mempromosikan produk lokal hasil binaan kader IPNW, seperti produk pertanian, hasil kerajinan, atau konten edukasi lingkungan. Kolaborasi dengan startup lokal dan komunitas digital dapat memperluas jangkauan serta mempercepat transformasi ekonomi kader muda NW.
Gerakan ini tentu tidak akan berhasil tanpa dukungan kolektif. Diperlukan sinergi antara IPNW, pemerintah daerah, pesantren, tokoh agama, akademisi, hingga pelaku usaha. Pendekatan kolaboratif ini akan menciptakan ekosistem pembangunan yang partisipatif dan menyentuh semua lapisan masyarakat.
Penutup
Membangun IPNW melalui pengembangan sumber daya alam di NTB secara masif bukanlah hal utopis, tetapi sesuatu yang sangat mungkin dicapai dengan strategi yang tepat. Kuncinya terletak pada penguatan kapasitas kader, kolaborasi dengan akademisi dan institusi lokal, serta pengembangan komisariat sebagai ujung tombak gerakan. Jika semua elemen ini dapat dijalankan secara sinergis, IPNW tidak hanya akan mencetak pelajar berprestasi, tetapi juga pelopor perubahan sosial dan ekonomi berbasis kearifan lokal yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat NTB dan Indonesia secara umum.
Oleh : Kanda Irawan Kholid S.Pd