PERAYAANMAULID NABI MUHAMMAD SAW DALAM KONTEKS MODEREN.

pimdaipnwltg
0

 





Perayaan Maulid di IPNW se-Lombok Tengah: Relevansi dan Nilai dalam Konteks Modern

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu perayaan yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, perayaan ini memiliki makna yang mendalam dan menjadi momen untuk memperingati kelahiran Rasulullah SAW. Salah satu organisasi yang aktif dalam merayakan Maulid di Lombok Tengah adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW). Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang memperkuat keimanan, tetapi juga sarana untuk merefleksikan relevansi ajaran Nabi dalam kehidupan modern.

Daerah Lombok Tengah, sebagai salah satu wilayah dengan populasi Muslim yang besar, menjadikan perayaan Maulid Nabi sebagai tradisi yang telah mengakar. IPNW, sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan keagamaan, memiliki peran penting dalam mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya perayaan ini. Bahkan perayaan maulid yang dirayakan oleh IPNW se-Lombok Tengah merupakan karakteristik yang tidak bisa dihilangkan ketika bulan rab’ul awwal mulai datang. Namun sebelum membahas lebih jauh terkait dengan perayaan maulid yang di laksanakan IPNW, perlu terlebih dahulu penulis mengungkapkan terkait sejarah perayaan maulid.

1.      Makna dan Sejarah Maulid Nabi

Perayaan Maulid Nabi baru mulai dikenal secara luas beberapa abad setelah wafatnya Rasulullah SAW. Secara historis, peringatan Maulid tidak dilakukan oleh generasi awal umat Islam (sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in). Namun, hal ini bukan berarti memperingati kelahiran Nabi adalah bid’ah (inovasi dalam agama) yang tercela. Sebaliknya, Maulid dipandang sebagai bid’ah hasanah (inovasi yang baik), yang diperbolehkan jika tujuannya adalah untuk mengingat dan menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW

Perayaan Maulid dimulai sejak abad ke-12 pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir. Meski tidak termasuk dalam ibadah yang diwajibkan, perayaan Maulid Nabi diadopsi sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW. Dalam perayaan ini, umat Muslim mengenang kehidupan, akhlak, dan perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam.

Fatimiyah adalah dinasti yang menguasai Mesir dari tahun 909 hingga 1171 Masehi. Mereka adalah kekuatan politik dan keagamaan yang bermazhab Syiah Ismailiyah. Pemerintah Fatimiyah menciptakan beberapa perayaan keagamaan baru untuk menekankan keistimewaan Syiah dan menciptakan kesadaran keagamaan yang lebih besar di kalangan masyarakat Muslim. Salah satu perayaan tersebut adalah peringatan Maulid Nabi.

Pada masa ini, Maulid diadakan dengan penuh kemegahan, mencakup parade besar, pembacaan sejarah kehidupan Nabi Muhammad, dan pembagian makanan untuk rakyat. Acara-acara ini diadakan secara resmi oleh negara dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Meskipun awalnya peringatan ini bersifat politis, dengan berjalannya waktu, Maulid Nabi diterima oleh umat Islam dari berbagai mazhab, termasuk Sunni.

2.      Dalil Tentang Maulid

Perayaan Maulid Nabi memang tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadist, namun terdapat beberapa dalil yang mengisyaratkan tentang pentingnya memperingati dan bersyukur atas kelahiran serta perjuangan Rasulullah SAW. Adapun dibawah dibawah ini penulis coba kutip dari al-qur’an, hadist dan beberapa pendapat ulama’, diantaranya adalah :

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ۝١

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

Ayat ini menegaskan bahwa kelahiran dan kehadiran Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi semesta alam. Atas lahirnya baginda rasulullah SAW di dunia juga menjadi kesyukuran yang harus di implementasikan. Maka Perayaan Maulid menjadi momen untuk mengingat rahmat ini, serta bersyukur atas hadirnya sosok yang membawa ajaran Islam. hal diatas juga dikuatkan lagi dengan firman allah dalam hadist qudsi :

لولا ك لولاك يا محمد لما خلق العالم

“Seandainya tidak ada engkau, seandainya tidak ada engkau wahai muhammad, maka tidak akan Aku ciptakan alam ini”

Dalam hadist juga nabi memperingati sendiri hari kelahirannya yakni hari senin dengan cara berpuasa. Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh muslim, Nabi Muhammad SAW berpuasa pada hari Senin. Ketika ditanya alasan beliau berpuasa, Rasulullah SAW menjawab :

قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

“Dari Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah ketika ditanya tentang puasa hari Senin mengatakan, ‘Itu (hari Senin) adalah hari kelahiranku, hari kerasulanku atau hari penurunan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim).

       Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sendiri memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa. Ulama memandang ini sebagai dalil bahwa memperingati kelahiran beliau adalah hal yang dianjurkan.

Adapun menurut pendapat beberapa ulama’ terkait perayaan maulid adalah sebagai berikut :

·         Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab _Al-Hawi li al-Fatawi_ menjelaskan bahwa memperingati Maulid dengan pembacaan sirah Nabi, bersedekah, dan kegiatan-kegiatan lain yang baik adalah perkara yang disyariatkan dan berpahala.

·         Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang ulama besar dalam bidang hadist, menjelaskan bahwa perayaan Maulid bisa menjadi sunnah hasanah (amal baik) apabila diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti pembacaan Al-Qur'an dan sholawat.

·         Imam Al-Nawawi juga menyebutkan bahwa kegiatan yang menumbuhkan cinta kepada Nabi Muhammad SAW, seperti perayaan Maulid, adalah hal yang sangat terpuji.

Pendapat-pendapat diatas menunjukkan bahwa tidak ada salahnya dalam perayaan maulid karena esensinya adalah bukti kesyukuran atas lahirnya sang maetro dunia yang membawa perubahan dan perkembangan terhadap kemajuan peradaban manusia bukan hanya islam.

3.      Relevansi Maulid di Era Modern

Dalam konteks zaman sekarang, perayaan Maulid memiliki relevansi yang kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan modern, khususnya bagi generasi muda yang berada dalam pergulatan budaya global dan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi yang mulai merakar di tengah masyarakat global sehingga sedikit demi sedikit proses keagaaman mulai memudar bahkan pembelajaran terkait agama islam sendiri kurang diminati. Dalam hal ini,, IPNW Hadir dengan segala kreatifitas untuk memberikan edukasi religi terkait kelahiran baginda rasulullah SAW yang relevan bagi kehidupan saat ini diantaranya adalah :

·         Penguatan Identitas Keislaman

Dalam era globalisasi, perayaan Maulid menjadi salah satu cara untuk memperkuat identitas keislaman dan keimanan umat, terutama bagi generasi muda. Nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan Rasulullah SAW, seperti kejujuran, kesabaran, dan keberanian, sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan modern. Penguatan identitas ini dilakukan dengan model lomba-lomba yang berkaitan dengan biografi nabi muhammad saw seperti cerdas cermat tentang sejarah nabi, pidato yang bertemakan keteladanan rasulullah saw dan masih banyak lainnya.

·         Pembangunan Moral dan Akhlak

Dunia modern yang dipenuhi dengan tantangan moral, seperti hedonisme dan materialisme, membuat peringatan Maulid sebagai momen untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Melalui pengajaran tentang sirah Nabi, generasi muda dapat diarahkan untuk menghindari perilaku-perilaku yang merusak moral. Kader-kader IPNW yang melaksanakan acara maulid diberikan pembelajaran secara faktual dalam kehidupan nyata sehingga mampu menerapkan nilai-nilai moral yang di pelajari secara tekstual dalam kehidupan nyata.

·         Peran Sosial dalam Masyarakat

Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya berkontribusi kepada masyarakat. Perayaan Maulid, terutama yang diselenggarakan oleh IPNW, sering kali diiringi dengan kegiatan sosial seperti pembagian makanan kepada yang membutuhkan, bakti sosial, dan dakwah yang mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap sesama.

·         Penguatan Pendidikan Keagamaan

Salah satu tantangan utama di era modern adalah krisis spiritualitas di kalangan generasi muda. Perayaan Maulid yang dilaksanakan oleh IPNW dapat menjadi wadah untuk menguatkan pendidikan keagamaan, terutama di kalangan pelajar. Dengan menghadirkan kajian keislaman, ceramah, dan diskusi tentang kehidupan Nabi, para pelajar dapat mendalami ajaran Islam lebih baik.

 

4.      Kesimpulan

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh IPNW Lombok Tengah tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam penguatan keimanan, moral, dan identitas keislaman, terutama dalam menghadapi tantangan zaman modern. Dalil dari Al-Qur'an, hadist, dan pandangan ulama menunjukkan bahwa perayaan ini dapat menjadi momen yang penuh keberkahan apabila dilaksanakan dengan niat yang ikhlas dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Sebagai generasi Muslim di era modern, peringatan Maulid tidak hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga ajang untuk merefleksikan nilai-nilai ajaran Nabi Muhammad SAW yang selalu relevan dalam segala zaman. Dengan demikian, Maulid menjadi sebuah momentum yang penting dalam memperkuat spiritualitas dan memperkuat peran sosial umat Islam di tengah masyarakat modern.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)